Rabu, 02 April 2014

Kelas lokomotif diesel PT Kereta Api Indonesia (Persero) Loko Diesel Elektrik

Loko Diesel Elektrik

1. Lokomotif BB200

BB 200-03 di Stasiun Solo Balapan

Lokomotif BB 200 buatan pabrik General Motors adalah lokomotif diesel elektrik tipe pertama dengan transmisi daya DC - DC yang sudah digunakan di Jawa sejak akhir tahun 1957. Lokomotif ini memiliki daya mesin sebesar 950 HP dengan susunan gandar (A1A)(A1A), yakni dengan dua bogie bergandar 3, namun masing-masing hanya 2 gandar yang digerakkan oleh motor traksi. Hal ini dibuat agar tekanan tiap-tiap gandarnya rendah, dan tidak melampaui daya dukung jaringan rel KA ketika itu
Lokomotif ini kemudian dioperasikan oleh Daop 4 Semarang dan Divisi Regional III Sumsel, dan disimpan di beberapa dipo lokomotif, antara lain :
  • Dipo Lokomotif Semarang Poncol (BB200-21, BB200-29)
  • Dipo Lokomotif Tanjung Karang (BB200-07, BB200-14)

2. Lokomotif BB201

BB 201-03 di Stasiun Kroya

Lokomotif BB 201 buatan pabrik General Motors adalah lokomotif diesel elektrik tipe kedua dengan transmisi daya DC - DC yang sudah dioperasikan sejak tahun 1964. Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1250 HP dengan susunan gandar (A1A)(A1A), yakni dengan dua bogie bergandar 3, namun masing-masing hanya 2 gandar yang digerakkan oleh motor traksi. Susunan gandarnya sama seperti lokomotif BB200.
Sampai akhir 2007, lokomotif BB201 yang masih beroperasi tinggal dua buah, yaitu BB201 03 dan BB201 10 yang dialokasikan di dipo lokomotif Purwokerto. Lokomotif BB201 02 masih ada di Loos Dippo lokomotif Purwokerto namun sudah tidak dapat dioperasikan lagi. Sedangkan yang lain sudah terbengkalai di Balai Yasa Pengok Yogyakarta.
Namun saat ini, seluruh lokomotif BB 201 sudah punah, tidak ada yang beroperasi lagi. Unit terakhir yang beroperasi, BB201 10, saat ini masih dapat ditemui di dipo lokomotif Semarang Poncol.

3. Lokomotif BB202


Lokomotif BB 202 buatan General Motors adalah lokomotif diesel elektrik tipe ketiga dengan transmisi daya DC - DC yang mulai beroperasi sejak tahun 70-an. Lokomotif dengan generic name G18U6 ini berbeda dengan lokomotif BB200 dan BB201 ataupun lokomotif diesel elektrik lain, lokomotif yang mempunyai satu kabin masinis ini tidak memiliki hidung (nose) dan sangat pendek ukurannya. Lokomotif dengan sisa 6 lokomotif yang dapat beroperasi ini terdapat di dipo lokomotif Kertapati untuk dinasan kereta penumpang dan kereta barang.

Sejarah Awal

Lokomotif ini didatangkan pada tahun 1967 sebanyak 3 unit. Lokomotif ini ditugaskan bersama sama dengan lokomotif BB203 dan lokomotif D52 di sumatera selatan Awal tugasnya adalah untuk langsiran rangkaian batu bara maupun untuk dinasan kereta batu bara ringan serta beberapa angkutan barang seperti semen, pupuk,dan ballast. Kemudian tahun 1971 didatangkan kembali lokomotif ini sejumlah 5 buah. Dengan demikian lokomotif ini hanya berjumlah 8 unit.

Alokasi Lokomotif

Lokomotif dengan jumlah 8 ini seluruhnya ditugaskan di sumatera selatan untuk dinasan kereta penumpang dan kereta barang. Lokomotif ini selurunya berada di dipo lokomotif Kertapati dan beberapa diantaranya berada di Balai Yasa Lahat, Sumsel. Lokomotif ini pun sempat digunakan untuk menarik kereta KRD Ruwai Jurai yang mogok akibat rusak mesin.

BB 202 Status Rusak

Dari 8 unit ada 2 unit yang status rusak sehingga hanya 6 unit yang mampu beroperasi penuh. yang pertama adalah BB 202 02 yang rusak karena kerusakan mesin yang sangat parah dan minimnya suku cadang mesin 8-645E sehingga dimatikan untuk diambil spare partnya. Yang kedua adalah BB 202 08. Lokomotif ini tidak diketahui penyebab rusaknya karena sudah lama rusak sejak tahun 1990an. Lokomotif ini dirucat sepenuhnya dan hanya tersisa bagian kepala atau kabinnya saja dan kini di pajang di pintu masuk Balai Yasa Lahat, Sumatera Selatan. 

4. Lokomotif BB203


Lokomotif BB203 buatan General Electric adalah lokomotif diesel elektrik tipe keempat (U15A1A) dengan transmisi daya DC - DC yang mulai beroperasi sejak tahun 1978.
Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co-Co, yaitu setiap bogie-nya memiliki tiga gandar penggerak, maka lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A), yaitu setiap bogie-nya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogie-nya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC201 memiliki 6 motor traksi, maka lokomotif BB203 hanya memiliki 4 motor traksi.

Alokasi dan daftar lokomotif BB203 yang diubah menjadi CC201

Lokomotif ini terdapat di dipo lokomotif Kertapati dan berjumlah lima buah, bernomor BB20302 (BB203 78 01), BB20305 (BB203 78 02), BB20306 (BB203 78 03), BB20308 (BB203 78 04), dan BB20310 (BB203 78 05). Lokomotif ini pernah beroperasi di Jawa, tetapi sejak tahun 1989 semua lokomotif BB 203 di Jawa satu per satu mulai diubah menjadi CC201. Untuk membedakan lokomotif hasil rehabilitasi BB 203 menjadi CC 201, huruf belakang tulisan nomor loko yang di-rehab adalah R. Contoh: CC 201 73R
Berkut ini daftar lokomotif BB 203 yang diubah menjadi CC 201:
  • Periode 1989-1990
  1. BB203 43 - CC201 73R
  2. BB203 49 - CC201 74R
  3. BB203 50 - CC201 75R
  4. BB203 44 - CC201 76R
  5. BB203 53 - CC201 77R
  6. BB203 54 - CC201 78R
  7. BB203 57 - CC201 79R
  8. BB203 56 - CC201 80R (sekarang menjadi CC201 80 setelah tabrakan di stasiun Kapas)
  9. BB203 47 - CC201 81R
  10. BB203 58 - CC201 82R (sekarang CC201 82)
  11. BB203 51 - CC201 83R
  12. BB203 55 - CC201 84R (sekarang menjadi CC201 84 setelah mengalami PLH 2011 di Sumatera)
  13. BB203 59 - CC201 85R
  14. BB203 42 - CC201 86R (salah satu CC 201 dengan kabin masinis wide cab dan bentuknya menyerupai CC 203. Digunakan oleh Dipo Lokomotif Kertapati, Sumatera)
  15. BB203 46 - CC201 87R
  16. BB203 48 - CC201 88R
  17. BB203 45 - CC201 89R
  18. BB203 52 - CC201 90R
  • Periode 1993
  1. BB203 37 - CC201 116R
  2. BB203 41 - CC201 120R
  • Periode 1998-1999
  1. BB203 21 - CC201 126R
  2. BB203 27 - CC201 127R
  3. BB203 28 - CC201 128R
  • Periode 2004
  1. BB203 20 - CC201 138R
  2. BB203 25 - CC201 139R
  3. BB203 22 - CC201 140R
  4. BB203 26 - CC201 141R
  5. BB203 23 - CC201 142R (sekarang menjadi CC201 142 setelah menjalani PA 2012 & bodinya memakai logo PT KAI dan striping baru)
  6. BB203 29 - CC201 143R
  7. BB203 24 - CC201 144R (sekarang menjadi CC201 144 setelah menjalani PA 2012 & bodinya memakai logo PT KAI dan striping baru)

5. BB204


Lokomotif BB 204 merupakan satu-satunya lokomotif diesel elektrik di Indonesia buatan Eropa, yaitu SLM di Swiss yang khusus dioperasikan pada jalan rel bergigi. Lokomotif ini sudah ada di Indonesia sejak 1981.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1230 HP dengan susunan gandar lokomotif ini adalah Bo' 2 Bo', artinya dua bogie dengan dua gandar penggerak dan satu bogie idle dua gandar.
Lokomotif ini terdapat di Divisi Regional II Sumatera Barat yang relnya bergigi.

6. CC200

CC 200 08 di Dipo Loko Cirebon. Pebruari 2005
Lokomotif CC 200 adalah lokomotif diesel pertama di Indonesia, buatan pabrik General Electric tahun 1953. Lokomotif diesel elektrik dengan berat 96 ton ini dipesan oleh Indonesia sebanyak 27 buah. Lokomotif CC200 yang tersisa sekarang berada di Dipo Lokomotif Cirebon yaitu CC20015 yang masih dirawat dengan baik untuk dilestarikan. Dua "saudara" terakhirnya, CC 200 08 dan CC 200 09 sudah dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta setelah dinyatakan pensiun.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1750 HP dengan susunan gandar lokomotif ini adalah Co' 2 Co' artinya, lokomotif ini memiliki dua bogie penggerak masing-masing dengan 3 gandar penggerak dengan 6 motor traksi dan satu bogie idle yang terdiri dari 2 pasang roda.

Sejarah

Setelah Perang Kemerdekaan usai tahun 1949, kondisi perkeretaapian Indonesia rusak. Untuk memperbarui sarana KA yang sudah tua dan rusak akibat perang, maka DKA memesan sarana KA yang baru, berikut berbagai jenis lokomotif diesel, lokomotif uap, kereta penumpang dan gerbong barang.
CC 200 adalah salah satu contoh. Rencana pengoperasian lokomotif diesel sudah ada sejak zaman Staatspoorwegen, diwacanakan dan disebut-sebut dalam laporan tahunan Staatspoorwegen tahun 1930. Namun wacana ini gagal karena Belanda saat itu sedang dilanda Perang Dunia I.
Setelah perang usai, disusunlah rencana modernisasi perkeretaapian Indonesia yang mencakup pembelian 100 unit lokomotif uap D52 dan 27 unit lokomotif diesel CC200.
Pada 1953, lokomotif diesel CC200 tiba di Indonesia. Karena tekanan gandar jalan rel di Indonesia saat itu maksimal 12 ton maka CC200 yang memiliki berat 96 ton terlalu berat apabila hanya memiliki susunan C-C atau 2 gandar penggerak 3 roda. Maka ditambahkanlah gandar tambahan sehingga susunannya menjadi C-2-C atau 2 gandar penggerak 3 roda dan 1 gandar tak berpenggerak 2 roda. Susunan ini unik karena hanya di Indonesia lokomotif ini dimodifikasi gandarnya untuk mengakali tekanan gandar yang besar.
Kehadiran CC200 yang menandai modernisasi perkeretaapian Indonesia mendapat perhatian dari dalam atau luar negeri dan dibahas rinci oleh majalah-majalah professional, misalnya dibahas dalam majalah kereta api Inggris "Diesel Railway Traction" dan majalah persatuan insinyur Indonesia yang kala itu masih berbahasa Belanda "De Ingenieurs in Indonesie".
Pada tahun 2000-an,lokomotif CC200 yang ada banyak yang dalam kondisi buruk. Saat itu,di Cirebon terdapat 3 lokomotif,yaitu CC 200 08, CC 200 09,dan CC 200 15. Pada akhirnya diputuskan bahwa CC 200 15 yang akan dipreservasi,dengan mengkanibal komponen dari CC 200 08 dan CC 200 09.

7. CC201


Lokomotif CC201 adalah lokomotif buatan General Electric jenis U18C. Dibanding lokomotif tipe sebelumnya yaitu CC200, maka tipe CC201 mempunyai konstruksi yang lebih ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 HP. Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar atau 6 gandar penggerak dengan 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.

Penggunaan di Indonesia

Lokomotif CC201 terdiri dari empat generasi, yaitu:
  • CC201 Generasi I
  • CC201 Generasi II
  • CC201 Generasi III
  • CC201 Rehab (Eks BB203)

CC201 Generasi I

Lokomotif CC201 Generasi I ini didatangkan ke Indonesia pada tahun 1977-1978 sebanyak 38 unit. Awal mula kedatangan lokomotif ini diwarnai dengan peristiwa kecelakaan pada saat lokomotif ini sedang dalam perjalanan dari pabriknya, GE di Amerika Serikat menuju ke Indonesia menggunakan kapal laut. Dalam perjalanannya, kapal yang membawa loko tersebut dihantam badai sehingga menyebabkan jangkar kapal dan muatan-muatan lain yang ada di dalamnya jatuh menimpa tiga dari delapan lokomotif CC201 tersebut. Hal ini membuat bagian depan dari ketiga lokomotif itu ringsek. Sesampainya di Indonesia, lokomotif yang selamat dari musibah itu dapat langsung dioperasikan. Namun untuk loko yang ringsek tidak demikian. Ketiga lokomotif tersebut harus menjalani perbaikan terlebih dahulu selama kurang lebih sebulan.
Ciri-ciri CC201 Generasi I ini yaitu pada bagian jaring radiatornya berukuran besar. Selain itu, pada mulanya semua lokomotif generasi ini tidak mempunyai lampu kabut di atas cowhanger seperti CC203/CC204. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit telah dipasangi lampu kabut.
Tujuh unit CC201 generasi I telah dimodifikasi menjadi CC204 pada tahun 2003 dan 2005, yaitu CC201 03 (CC204 01), CC201 11 (CC204 02), CC201 37 (CC204 03), CC201 16 (CC204 04), CC201 32 (CC204 05), CC201 06 (CC204 06), dan CC201 12 (CC204 07).

CC201 Generasi II

CC201 Generasi II didatangkan tahun 1983-1984 berjumlah 34 unit. Untuk mengenalinya sangat mudah. Ciri-cirinya sama seperti CC201 Generasi I, namun pada jaring radiatornya berukuran kecil. Bentuk kaca depan berbentuk persegi dengan ujung-ujungnya yang lancip. Loko ini pada awalnya juga tidak memiliki lampu kabut. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit telah dipasangi lampu kabut.
Dahulu di antara loko-loko Generasi II ini ada lokomotif yang cukup unik, salah satunya CC201 56 milik Dipo Induk PWT. Keunikannya yaitu: pada bagian depannya (shorthood) memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan dengan CC201 lainnya. Kotak pasirnya lebih pendek dari yang biasanya dan kaca depannya memanjang ke bawah. Bagian dalamnya juga unik karena hanya terdapat satu meja layanan sehingga kabin masinis pun menjadi lebih luas. Hal yang melatarbelakangi perbedaan tampilan dari loko ini karena dahulu CC201 56 pernah menabrak stoomwalls sehingga mengakibatkan loko ini ringsek parah dan sulit mengembalikannya seperti bentuk semula. Untuk memperbaikinya, Balai Yasa Pengok menyiasatinya dengan cara membuang satu meja layanan dari loko tersebut sehingga otomatis kaca depan harus diturunkan dan kotak pasir pun dipendekkan. Karena bentuknya yang aneh ini, para Railfans sering menyebutnya “Loko Donal Bebek (Ducky Locomotive)”. Sebelumnya CC201 47 milik dipo YK juga mempunyai bentuk yang sama seperti CC201 56, namun sekarang bentuk kedua lokomotif tersebut sudah kembali normal seperti layaknya CC201 lainnya setelah menjalani PA (pemeliharaan akhir) di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta.
CC201 48 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif YK kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Sumatera Selatan, untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana.

CC201 Generasi III

Didatangkan pada tahun 1991-1992 sebanyak 20 buah bernomor seri 91 sampai 110. Untuk CC201 91 sampai 110 terdapat di Jawa. CC201 98 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif BD kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Palembang untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana, dan kini sudah afkir karena mengalami kecelakaan hebat. Sedangkan CC201 101 dan CC201 102 yang sebelumnya berada di Jawa dan sempat dimutasi ke Sumatera, sudah kembali lagi ke tanah Jawa.
Ciri-ciri CC201 generasi ini, yaitu terdapat lampu kabut di bawah kotak pasir di atas cowhanger seperti halnya lokomotif CC203/CC204. Selain itu, bentuk kaca depan lokomotif ini agak bulat, berbeda dengan CC201 generasi sebelumnya yang kaca depannya berbentuk kotak. Hal inilah yang membuat CC201 generasi ini terlihat sangat berbeda dengan jenis yang sebelumnya sehingga mudah untuk dikenali. Sementara untuk komponen mesin, performa, maupun kecepatannya, sama dengan CC201 lainnya.

CC201 Rehab (Eks BB203)

Lokomotif jenis ini bukan merupakan CC201 asli, melainkan hasil rehabilitasi dan perbaikan dari lokomotif BB 203 yang dimulai sejak tahun 1989-2004.
Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co’Co’, setiap bogie-nya memiliki tiga gandar penggerak, lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A), di mana setiap bogie-nya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogie-nya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC201 memiliki enam motor traksi, lokomotif BB203 hanya memiliki empat motor traksi.
Di Dipo Induk SMC, semua lokomotif CC201-nya adalah hasil rehab dari BB203. Begitu juga dengan CC201 yang ada di Sumatera. Di Dipo Induk KPT dan TNK, semua lokomotif CC201-nya juga merupakan hasil rehab dari BB203, kecuali CC201 48 dan CC201 98 yang merupakan CC201 asli pindahan dari Jawa.
Untuk ciri-cirinya, lokomotif ini hampir sama dengan CC201 Generasi II. Yang membedakannya, yaitu pada nomor serinya ditambahkan kode “R” di belakang nomor seri tersebut. Misalnya, CC201 77R, kode “R” di sini menandakan bahwa lokomotif tersebut merupakan lokomotif hasil rehab dari BB203.
Pengecualian untuk CC201 berkode “R” pada seri di bawah 70. CC201 di bawah 70 yang memakai kode “R” (misal: CC201 01R, 14R, 18R, dan 26R) merupakan lokomotif asli CC201. Kode “R” tersebut bukan berarti lokomotif itu adalah hasil rehab dari BB203. Hal itu menandakan bahwa lokomotif tersebut telah dilakukan overhaul dan telah diperbaiki segala komponennya agar lokomotif tersebut dapat ditingkatkan kecepatannya dan mampu bertahan hingga puluhan tahun kemudian.

CC201 dengan kabin modifikasi

Umumnya Lokomotif CC201 di Jawa memiliki bentuk yang sama dengan BB203, namun tidak untuk di Sumatera Selatan (Divre III). Beberapa lokomotif CC201 di sana memiliki bentuk yang sangat mirip dengan CC203 di Jawa.
Lokomotif-lokomotif tersebut dimodifikasi karena telah mengalami PLH sehingga kabin aslinya, ringsek berat dan alasan lain yang ikut menyertai modifikasi ini adalah PT KAI Divre III Sumsel tidak mempunyai unit CC203, maka Balai Yasa Lahat (Divisi Regional Kereta Api Indonesia) mengubah cabin dari aslinya secara bertahap dari 1994-2001.Modifikasi hidung miring yang terilhami dari CC203, juga bertujuan mengurangi hambatan angin untuk meningkatkan kecepatan. Namun tujuan peningkatan ini terasa percuma karena kecepatan kereta api Babaranjang (Batubara rangkaian panjang) saat ini dibatasi maksimal 80 km/jam. Modifikasi ini pun dirasakan sedikit menyulitkan masinis. Karena kabin yang sempit dan kaca depan terlalu tinggi, masinis terpaksa mendongak atau mengganjal tempat duduknya ketika sedang menjalankan lokomotif. Lokomotif CC 201 hidung miring di Dipo Induk Lokomotif Tanjung Karang seluruhnya dipergunakan untuk lokomotif bantuan KA Babaranjang dari Sukamenanti ke Tanjungkarang atau KA penumpang. Sedangkan lokomotif CC 201 hidung miring di Dipo Induk Lokomotif Kertapati seluruhnya dioperasikan untuk kereta penumpang, di antaranya kereta api Limex Sriwijaya, kereta api Rajabasa, kereta api Sindang Marga, dan kereta api Serelo.
Ada enam unit CC201 yang memiliki eksterior seperti CC203, yaitu CC201 86R, CC201 111R, CC201 120R, CC201 129R, CC201 130R, dan CC201 137R. Dua unit CC201 dengan kabin modifikasi yang sebelumnya milik TNK (CC201 129R dan CC201 130R) telah dimutasi ke pulau Jawa dan menjadi milik Dipo Induk Sidotopo, Surabaya.

Populasi dan Alokasi

Di Indonesia, saat ini ada 133 lokomotif CC201 yang masih beroperasi dari 144 pada awalnya. Terdiri dari:
92 lokomotif CC201 asli
  • 28 lokomotif kedatangan tahun 1977
  • 10 lokomotif kedatangan tahun 1978
  • 34 lokomotif kedatangan tahun 1983
  • 20 lokomotif kedatangan tahun 1992
52 lokomotif CC201 modifikasi BB203
  • 18 lokomotif modifikasi tahun 1989
  • 2 lokomotif modifikasi tahun 1993
  • 2 lokomotif modifikasi tahun 1999
  • 7 lokomotif modifikasi tahun 2004
Sisanya belum diketahui pasti tahun modifikasinya, namun pada plat nomornya tertulis "CC 201 83 xx".
Lokomotif CC201 hampir terdapat di semua dipo induk, dipo-dipo itu antara lain sebagai berikut.

8. CC202

 

Lokomotif CC 202 adalah lokomotif buatan Electro Motive Diesel, Kanada bernomor seri EMD G26. Lokomotif CC202 adalah salah satu lokomotif terberat di Indonesia yaitu 108 ton dan merupakan saudara kandung lokomotif EMD SD40 di Amerika yang juga memiliki 6 axle/gandar dan kakak dari lokomotif CC205.
Lokomotif CC202 digunakan untuk menarik kereta api barang; terutama batu bara atau pulp. Tetapi tidak jarang lokomotif ini juga digunakan untuk menarik kereta api penumpang. Armada lokomotif ini hanya terdapat di Sumatera Selatan. Lokomotif ini berjumlah 48 buah dan berada di Dipo Lokomotif Tanjung Karang (Dipo Induk TNK). Pada bulan April 2008, dipo ini kedatangan 9 buah lokomotif CC202, dan total saat ini menjadi 48 buah.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 2.250 HP dengan susunan gandar lokomotif ini adalah C-C (Co'Co'). Artinya, lokomotif ini memiliki dua bogie di mana setiap bogie-nya memiliki tiga gandar penggerak.

Sejarah kedatangan

Lokomotif ini pada awalnya didatangkan pada masa PJKA yakni sekitar tahun 1986 dan dibeli langsung dari General Motors, Amerika Serikat. Pada batch awal, CC 202 datang dengan jumlah 15 buah dan langsung ditugaskan untuk kereta api Babaranjang. Pada awal operasionalnya lokomotif ini menarik 50-60 gerbong Babaranjang namun dikurangi hingga 40 gerbong karena alasan mesin. Kemudian pada tahun 1990 dan 1995 diimpor lagi CC 202 berjumlah 18 buah. Kemudian dilanjutkan tahun 2001 sebanyak 4 buah. Lalu tahun 2002 sebanyak 2 buah dan terakhir tahun 2008 sebanyak 9 buah lokomotif dari EMD, Canada

Mesin

Mesin CC 202 adalah EMD 16-645E dengan 16 silinder dengan supercharger atau disebut juga Roots blower. Jenis lokomotif ini adalah satu-satunya yang memiliki mesin V16 di Indonesia. Mesin EMD 645 adalah mesin terhandal yang pernah dibuat oleh EMD. Dari pertengahan tahun 1960-an hingga 2011, mesin EMD 645E tetap dibuat walau sekarang hanya terbatas permintaan konsumen. Mesin 16-645E pun menjadi mesin terlaris EMD semenjak diluncurkannya lokomotif EMD SD40 (dengan mesin EMD 16-645E3) pada Juli 1964 yang sangat handal, bandel, dan awet. Hal ini terbukti dengan masih kuatnya CC202 menarik 42 gerbong Babaranjang dengan kecepatan maksimal 80 km/jam.

9. CC203

 

Lokomotif CC203 buatan General Electric dengan seri U20C merupakan pengembangan desain dari lokomotif CC201, yaitu pada bentuk kabin masinis ujung pendek yang aerodinamis, serta diperlebar untuk kenyamanan dan mengurangi penumpang liar.
Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya adalah lokomotif dengan dua bogie, di mana setiap bogie mempunyai tiga poros/gandar penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor tersendiri.
Yang membedakan adalah lokomotif CC203 menggunakan motor diesel dengan dua tingkat turbo charger sehingga dayanya sebesar 2.250 HP.

Mesin dan desain

CC203 menggunakan mesin yang sama dengan CC201, yaitu GE 7FDL-8. Desain kabin yang aerodinamis dibuat di UGL Rail (dulu Goninan Locomotive Work) di Australia dengan desain dari GE. Sekarang kabin juga dibuat di PT Inka untuk keperluan perbaikan dan restorasi.
Sebelumnya,CC203 dilengkapi AC di kabin masinis,namun rusak dan akhirnya dihilangkan.

Logo dan striping

Selain itu, kecuali CC203 31 - CC203 34, dulu terdapat logo Kementerian Perhubungan di bagian depan/short hood-nya yang merupakan ciri khas yang mencolok pada lokomotif ini sebab pembuatan lokomotif ini selain didanai oleh perusahaan General Electric sendiri juga dibantu dengan dana dari pemerintah melalui Kementerian Perhubungan. Namun sekarang semua unit lokomotif ini menggunakan logo PT KAI♯ terbaru sekaligus skema warna/livery baru, tanpa menggunakan lagi logo tersebut. Untuk CC203 31 - CC203 34 juga menggunakan livery baru, namun tetap mempertahankan warna cat khas yang sangat dominan milik PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper (PT TEL) sebagai pemilik lokomotif tersebut, yaitu hijau.

CC204

Lokomotif CC 204 03 06
Lokomotif CC204 merupakan kelas lokomotif diesel-elektrik yang dirakit khusus untuk Indonesia oleh PT General Electric Lokomotif Indonesia yang merupakan perusahaan kerja sama antara General Electric Transportation dengan Industri Kereta Api Madiun (INKA). Lokomotif kelas ini terbagi menjadi dua seri, yaitu CC204 seri pertama yang merupakan model C18Mmi dengan short hood spartan (seperti CC201), dan CC204 seri kedua yang merupakan model C20EMP dengan hidung aerodinamis (seperti CC203).
Kedua seri sama-sama bergandar Co'Co'. Artinya adalah lokomotif dengan dua bogie, di mana setiap bogie mempunyai tiga poros penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor traksi tersendiri. Lokomotif ini mempunyai komponen komputer Brightstar Sirius yang dikembangkan oleh General Electric sehingga lokomotif jenis ini mampu memitigasi kerusakan sekitar 45 menit sebelum kerusakan itu terjadi. Kini mayoritas lokomotif ini terletak di dipo lokomotif Kertapati, Palembang. Lokomotif CC204 08 dan seterusnya dibeli oleh PT Kereta Api Indonesia senilai Rp20.000.000.000,00. Lokomotif ini memiliki daya tarik hingga 12 gerbong. Kecepatan maksimal lokomotif ini adalah 120 km/jam.

C18Mmi

Lokomotif CC204 seri pertama adalah lokomotif diesel elektrik model C18Mmi dengan transmisi daya elektrik AC-DC. Lokomotif merupakan hasil rehab dan modernisasi dari lokomotif CC201 yang dilakukan pada tahun 2003 dan 2005.
Ukuran utama, bagian rangka dasar, bogie, dan body sama dengan lokomotif CC201 Generasi 1 . Lokomotif CC204 01 - 07 dialokasikan di dipo induk Jatinegara, Yogyakarta, dan Sidotopo.
Berikut ini adalah daftar lokomotif CC201 yang dimodifikasi menjadi lokomotif CC204:
  • CC 201 03 menjadi CC 204 01/CC 204 03 01
  • CC 201 11 menjadi CC 204 02/CC 204 03 02
  • CC 201 16 menjadi CC 204 03/CC 204 03 03
  • CC 201 37 menjadi CC 204 04/CC 204 03 04
  • CC 201 32 menjadi CC 204 05/CC 204 03 05
  • CC 201 06 menjadi CC 204 06/CC 204 03 06
  • CC 201 12 menjadi CC 204 07/CC 204 03 07

C20EMP

Lokomotif CC204 seri kedua merupakan lokomotif baru dengan model C20EMP yang mulai dioperasikan sejak tahun 2008. Bentuk kabin lokomotif ini sama dengan bentuk lokomotif CC203. Kode yang digunakan untuk CC204 produksi kedua adalah C20-EMP.
Komponen lain seperti mesin diesel, motor traksi, bogie, dan seterusnya sama dengan lokomotif CC204 sebelumnya.

CC205

Lokomotif CC205 menarik kereta api Babaranjang
Lokomotif CC205 adalah lokomotif terbaru PT Kereta Api (Persero) buatan Electro Motive Diesel, Ontario, Kanada. Lokomotif CC205 adalah lokomotif terberat Kedua setelah CC202 di Indonesia yaitu 108 ton. Lokomotif ini dibeli untuk menggantikan beberapa tugas lokomotif CC 202 yang sudah berumur. Dalam hal ini 2 lokomotif CC 202 bisa diganti dengan 1 lokomotif CC 205 Lokomotif ini tiba di Indonesia tepatnya di Provinsi Lampung tanggal 26 September 2011, karena lokomotif ini hanya di khususkan untuk menarik rangkaian kereta pengangkut batubara (Babaranjang) di Divre III Sumatera Selatan.Lokomotif CC205 saat ini menjadi lokomotif berteknologi paling modern di Indonesia.
Lokomotif ini memiliki nomor seri EMD GT38ACe, yang berarti lokomotif ini dapat digunakan untuk keperluan penumpang atau barang dan memiliki mesin V8 turbo, motor AC dan berkonfigurasi C-C.
Dengan menggunakan mesin diesel bertipe 8-710G3A-T2, dengan jenis mesin 2 tak 8 silinder yang sudah dimodifikasi, sehingga tingkat emisi gas buang lebih rendah. Menggunakan 26L sistem rem udara

Sistem kerja

Menggunakan sistem operasi berbasis microprocessor tipe EM2000 yang mengendalikan seluruh fungsi sistem kerja lokomotif. Pengendalian semua komponen yang merupakan subsistem, seperti Motor Diesel, alternator, motor traksi, kompresor, dst. Semua fungsi dan kerja akan direkam dan dapat didownload ke laptop. Sistem juga dapat melakukan self diagnostic bila terjadi gangguan pada lokomotif yang akan direkam dan dapat ditampilkan pada layar monitor, sehingga dapat diketahui penyebab gangguannya.

Mesin terbaru

Mesin yang digunakan CC205 adalah tipe mesin terbaru dan terbaik buatan EMD Canada dengan tipe 8-710G3A-T2. Mesin ini juga digunakan di lokomotif EMD GP22ECO dan SD22ECO. Mesin ini berbeda dari mesin EMD 567-C, EMD 645-E, dan juga GE 7FDL-8 karena mesin ini menggunakan teknologi EFI dan exhaust terbaru, sehingga lolos uji emisi EPA Tier-II dan hemat diesel hingga 25%. Lokomotif ini bisa menarik lebih dari 30 gerbong.

CC206

Lokomotif CC206 13 05 milik Dipo Lokomotif Cirebon di Stasiun Solo Balapan

Lokomotif CC206 adalah lokomotif terbaru PT Kereta Api (Persero) buatan General Electric (GE) Transportation, Amerika Serikat. Lokomotif ini memiliki 2 bogie dengan konfigurasi 0-6-6-0 atau C-C (UIC: Co'Co'), yaitu 3 as roda penggerak untuk setiap bogie. Perbedaan dengan lokomotif diesel elektrik GE lainnya dengan jenis yang sama adalah lokomotif ini memiliki 2 kabin masinis di ujung muka dan belakang seperti halnya lokomotif di Eropa pada umumnya. Lokomotif CC206 diperuntukkan untuk angkutan barang di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Sejarah Kedatangan

Ide pemesanan lokomotif CC206 ke GE muncul pada tahun 2010 untuk menambah jajaran armada PT KA dan akan digunakan untuk angkutan barang di Pulau Jawa. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2012 dipesanlah lokomotif CC206 sebanyak 100 unit ke GE Transportation tanpa bogie. Bogie dirakit oleh PT Barata Indonesia (Persero). Sesudah sampai di pelabuhan Tanjung Priok, loko-loko itu akan dibawa ke Balai Yasa Yogyakarta untuk pasang bogie. Pada tahun 2014 ini lokomotif CC206 akan didatangkan lagi dengan jumlah 50 unit

Mesin dan Perangkat Elektronik

Mesin lokomotif CC206 adalah GE 7FDL-8 versi terbaru yang emisinya setingkat dengan emisi lokomotif Dash-9 di Amerika, dengan tenaga keluaran sebesar 2250 tenaga kuda, setara dengan tenaga keluaran lokomotif CC202. Sedangkan untuk perangkat elektroniknya menggunakan komputer GE BrightStar™ Sirius yang dipadukan dengan layar monitor GE Integrated Function Display (GE IFD) seperti yang ada di lokomotif Dash-9.


Source:
Wiki Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar