Selasa, 12 Mei 2015

KRL non-AC

3 generasi armada KRL yang masih beroperasi
KRL Ekonomi adalah unit armada KRL yang ditujukan untuk masyarakat kelas ekonomi menengah dan bawah. Kelas ini menggunakan armada KRL lama yang tidak menggunakan fasilitas pendingin udara (AC). Sejumlah rangkaian dibuat oleh Nippon Sharyo dan Kawasaki, juga Hitachi, Ltd., BN-Holec, ABB-Hyundai yang bekerjasama dengan PT Inka. KRL jenis ini sudah tidak dioperasikan lagi di semua jalur, dan seluruhnya disimpan di Dipo Depok atau Balai Yasa Manggarai. KRL non-AC tipe Rheostatik beberapa rangkaiannya dikirim ke Stasiun Purwakarta untuk dibesituakan (afkir). Untuk KRL Rheostatik Stainless, Holec, dan Hitachi, tidak menutup kemungkinan bahwa KRL tersebut dapat direkondisi menjadi KRL AC, mengingat usia mereka lebih muda dari KRL eks Jepang, yaitu KRL Holec yang dibuat pada tahun 1994-2000 dan KRL Hitachi yang dibuat pada tahun 1997. Kini, seluruh KRL ekonomi dikirim ke Purwakarta, kecuali beberapa KRL yang beruntung dan masih digunakan untuk keperluan antar dipo.

 

KRL BN-Holec (1994-2001)

KRL BN-Holec
KRL BN-Holec adalah unit KRL ekonomi termuda. KRL ini dibuat oleh Belgien Nederlandsch-Bombardier dan Holland Electric, bekerjasama dengan pabrik PT Inka Madiun; dan dulunya sempat melayani KRL Ekspres dan Ekonomi. Dari seluruh rangkaian ekonomi yang ada, KRL Holec tergolong paling sulit dirawat. Selain karena masalah suku cadang yang susah dicari (pabriknya sudah lama tutup), KRL ini pun juga sering mengalami mogok karena kelebihan beban. Sehingga banyak KRL eks-Holec yang rusak, mangkrak di Balai Yasa Manggarai, dan dijadikan KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) yang dioperasikan di beberapa kota di luar Jakarta. "Rekondisi" KRL Holec adalah KRDE yang dioperasikan di rute Kutoarjo-Yogyakarta-Solo (Prameks dan Sriwedari), dan Padalarang-Cicalengka (Baraya Geulis). Selain itu KRL Holec juga direkondisi menjadi KRL Holec AC yang sudah beroperasi di jalur Tangerang. Beberapa KRL Holec juga dikirim ke Purwakarta untuk dirucat.

KRL Ekonomi Rheostatik (1976, 1978 dan 1983-1987)

KRL Rheostatik
KRL Rheostatik adalah KRL buatan Jepang dari tahun 1976 sampai tahun 1987 dengan teknologi rheostat. Umumnya, KRL ini dibuat oleh perusahaan Nippon Sharyo, Hitachi, dan Kawasaki dari Jepang, untuk melayani kelas KRL Ekonomi. Untuk KRL Rheostatik buatan pabrik Kawasaki dan Hitachi tahun 1986-1987, rangkaian ini dulunya melayani rangkaian Pakuan Ekspres dan Pakuan Bisnis tahun '90-an. Setelah KRL Hibah (Tōei seri 6000) datang, KRL ini mulai terlupakan dan dijadikan rangkaian KRL Ekonomi. Khusus untuk KRL Rheostatik yang datang pada tahun 1986-1987, bodinya sudah stainless steel dan 1 set KRL Rheostatik Stainless merupakan KRL AC pertama di Indonesia.
Untuk KRL buatan Nippon Sharyo tahun 1976, 1978, 1983, dan 1984, kereta ini sudah mengalami banyak perubahan, baik kaca depan maupun skema warna/striping/livery. Semula menggunakan skema PJKA yaitu berwarna merah polos dengan "wajah" kuning terang dari tahun 1976-1990-an, kemudian pada era Perumka diubah menjadi merah dan biru dengan garis putih seperti KA Ekonomi di era 90-an awal, di mana saat itu, pintu KRL mulai mengalami kerusakan dan pada tahun 1993 yaitu: satu set KRL Rheostatik mild dan stainless mengalami kecelakaan di antara Stasiun Depok dan Citayam.[7] Di era 90-an akhir, tepatnya tahun 1995-2000, KRL ini dicat putih-hijau dengan garis biru tua dan biru muda Pada era PT KAI kemudian diubah menjadi orange dengan garis kuning, dan terakhir putih dengan garis merah. Kedua KRL ini mulanya seperti KRL Ekonomi AC atau Ekspres, yakni pintunya dapat tertutup secara otomatis, dan cukup nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu kedua KRL ini menurun kondisinya menjadi seperti sekarang ini, meskipun kerusakan pada pintu KRL mulai terjadi pada tahun 90-an, di mana kerusakan terjadi karena pengganjalan pintu oleh penumpang.
Pada 2009, telah dioperasikan KRL Rheostatik dengan modifikasi kabin masinis, yang diberi nama "Djoko Lelono". KRL ini adalah modifikasi sejumlah gerbong KRL Rheostatik dengan kabin masinis menjadi aerodinamis yang konon terinspirasi dari KA Intercity-Express (ICE). Pintu penumpang juga sudah diaktifkan kembali sehingga dapat membuka dan menutup seperti sediakala.
Sejak tak lagi dioperasikannya KRL ekonomi non-AC, KRL Rheostatik disimpan di Dipo Depok dan Balai Yasa Manggarai. KRL Rheostatik dengan bodi mild steel sebagian dikirim ke Stasiun Purwakarta untuk dibesituakan (afkir). Sementara KRL Rheostatik Stainless masih disimpan di Dipo Depok/Balai Yasa Manggarai, mengingat tidak menutup kemungkinan untuk direkondisi menjadi KRL AC atau ikut dirucat ke Purwakarta. Kini, masih ada beberapa rangkaian KRL Rheostatik yang bernasib mujur dibandingkan KRL lainnya. Namun, KRL yang masih aktif ini dioperasikan untuk logistik antar dipo atau KRL penolong jika sedang diperlukan.

KRL Hitachi di dekat Stasiun Gondangdia

KRL Inka-Hitachi [Jepang-Indonesia] (1997)

KRL ini dibuat pada tahun 1997 di PT Inka bekerjasama dengan Hitachi, dibuat sebanyak 64 unit (8 set) berteknologi Variable Voltage Variable Frequency (VVVF)-IGBT. Kereta ini memiliki ciri yang khas yaitu ketika mulai bergerak sangat halus dan tidak menyentak. Jenis KRL ini adalah yang digunakan untuk Pakuan Ekspres kelas bisnis sampai akhirnya turun tingkat ketika era KRL Tōei seri 6000 datang dari Jepang. Saat ini sudah ada KRL tipe ini yang dikirim ke Purwakarta.

KRL ABB-Hyundai [Korea Selatan-Indonesia] (1985-1992)

KRL ini dibuat atas kerjasama antara PT Inka, ABB, dan Hyundai, dirakit di PT Inka pada tahun 1985-1992 dibuat sebanyak 8 gerbong (2 set) berteknologi VVVF-GTO (Gate Turn-Off) dan disebut-sebut merupakan prototype kereta MagLev yang dikembangkan Hyundai untuk jalur Seoul-Pusan. KRL Hyundai sempat mangkrak dalam waktu yang lama, lalu beroperasi kembali dan kemudian pensiun. Saat ini KRL ABB Hyundai telah dikonversi menjadi KRDE dan beroperasi di jalur Surabaya-Mojokerto sebagai Arek Surokerto.

sumber: Wikipedia

Rute Commuter Jabodetabek

Saat ini terdapat 6 rute utama KA Commuter Jabotabek yang ada. Dalam kolom daftar stasiun, stasiun transit dan terminus ditandai dengan huruf TEBAL KAPITAL; sedangkan stasiun nonaktif, direncanakan/tidak melayani KA Commuter Line ditandai dengan huruf bercetak miring dan tanda ←→ menandakan pergi-pulang (PP).
Warna Jalur Jalur Rute Total Stasiun Beroperasi mulai Status Daftar Stasiun yang dilewati Keterangan
MERAH Jakarta - Bogor/Depok Jakarta Kota ke Bogor
Jakarta Kota ke Depok
24 (Tujuan Bogor)
20 (Tujuan Depok)
1930 PP JAKARTA KOTA ←→ Jayakarta ←→ Mangga Besar ←→ Sawah Besar ←→ JUANDA ←→ Gambir ←→ GONDANGDIA ←→ Cikini ←→ MANGGARAI ←→Tebet ←→ Cawang ←→ Duren Kalibata ←→ Pasar Minggu Baru ←→ Pasar Minggu ←→ Tanjung Barat ←→ Lenteng Agung ←→ Universitas Pancasila ←→ Universitas Indonesia ←→ Pondok Cina ←→ Depok Baru ←→ DEPOK ←→Citayam ←→ Bojonggede ←→ Cilebut ←→ BOGOR Tidak berhenti di Stasiun Gambir.
Penumpang tujuan Gambir dapat turun di stasiun terdekat (Juanda dan Gondangdia) lalu menggunakan kendaraan umum ke stasiun Gambir
BIRU Jakarta - Bekasi - Cikarang Jakarta Kota ke Bekasi
Jakarta Kota ke Cikarang
16 1987 Jakarta Kota-Bekasi
2017 Jakarta Kota-Cikarang
PP JAKARTA KOTA ←→ Jayakarta ←→ Mangga Besar ←→ Sawah Besar ←→ JUANDA ←→ Gambir ←→ GONDANGDIA ←→ Cikini ←→ MANGGARAI ←→ JATINEGARA ←→ Cipinang ←→ Klender ←→ Buaran ←→ Klender Baru ←→ Cakung ←→ Rawabebek ←→ Kranji ←→ BEKASI ←→ Tambun ←→ Cibitung ←→ CIKARANG Tidak berhenti di Stasiun Gambir.
Penumpang tujuan Gambir dapat turun di stasiun terdekat (Juanda dan Gondangdia) lalu menggunakan kendaraan umum ke stasiun Gambir.
Tidak berhenti di Stasiun Rawa Bebek
Tidak berhenti di Stasiun Cipinang.
KUNING Lingkar Jatinegara-Depok/Bogor/Nambo Jatinegara ke Bogor
Jatinegara ke Depok
28 (Tujuan Bogor)
24 (Tujuan Depok)
1987 PP JATINEGARA ←→ Pondok Jati ←→ Kramat ←→ Gang Sentiong ←→ PASAR SENEN ←→ KEMAYORAN ←→ Rajawali ←→ KAMPUNG BANDAN ←→ Angke ←→ DURI ←→ TANAH ABANG ←→ Karet ←→ Sudirman ←→ Mampang ←→ MANGGARAI ←→Tebet ←→ Cawang ←→ Duren Kalibata ←→ Pasar Minggu Baru ←→ Pasar Minggu ←→ Tanjung Barat ←→ Lenteng Agung ←→ Universitas Pancasila ←→ Universitas Indonesia ←→ Pondok Cina ←→ Depok Baru ←→ DEPOKCitayamBojonggede ←→ Cilebut ←→ BOGOR Berhenti di Stasiun Pasar Senen hanya untuk dari arah Jatinegara.
Penumpang tujuan Pasar Senen selain dari arah Jatinegara dapat turun di Stasiun Kemayoran lalu menggunakan kendaraan umum ke stasiun Pasar Senen atau turun di Stasiun Gang Sentiong berganti kereta ke arah Stasiun Pasar Senen.
Tidak berhenti di Stasiun Angke.
Tidak berhenti di Stasiun Mampang.
Untuk Nambo Branch, tidak berhenti di stasiun Pondok Rajeg dan Gunung Putri.
Duri ke Nambo 20 (Tujuan Nambo) 2015 DURI ←→ TANAH ABANG ←→ Karet ←→ Sudirman ←→ Mampang ←→ MANGGARAI ←→Tebet ←→ Cawang ←→ Duren Kalibata ←→ Pasar Minggu Baru ←→ Pasar Minggu ←→ Tanjung Barat ←→ Lenteng Agung ←→ Universitas Pancasila ←→ Universitas Indonesia ←→ Pondok Cina ←→ Depok Baru ←→ DEPOKCitayam ←→ Pondok Rajeg ←→ Cibinong ←→ Gunung Putri ←→ NAMBO
HIJAU Jakarta - Tangerang Selatan/Bogor/Lebak Tnh. Abang ke Serpong
Tnh. Abang ke Parung Panjang
Tnh. Abang ke Maja
8 (Tujuan Serpong)
11 (Tujuan Parung Panjang)
17 (Tujuan Maja)
2013 PP TANAH ABANG ←→ Palmerah ←→ Kebayoran ←→ Pondok Betung ←→ Pondok Ranji ←→ Jurangmangu ←→ Sudimara ←→ Ciater ←→ Rawa Buntu ←→ SERPONG ←→ Cisauk ←→ Cicayur ←→ PARUNG PANJANG ←→ Cilejit ←→ DaruTenjo ←→ Tigaraksa ←→ Cikoya ←→ MAJA Tidak berhenti di Stasiun Pondok Betung.
Tidak berhenti di Stasiun Ciater.
COKLAT Jakarta - Tangerang Duri ke Tangerang 6 1997 PP DURI ←→ Grogol ←→ Pesing ←→ Taman Kota ←→ Bojong Indah ←→ Rawa Buaya ←→ Kalideres ←→ Poris ←→ Batuceper ←→ Tanah Tinggi ←→ TANGERANG Di jalur ini direncanakan akan dibangun jalur kereta menuju terminal Bandara Soekarno-Hatta.
Tidak berhenti di Stasiun Grogol.
Tidak berhenti di Stasiun Taman Kota.
Tidak berhenti di Stasiun Tanah Tinggi.
PINK Tanjung Priok Line Jakarta Kota ke Tanjung Priok 4 Belum beroperasi penuh PP JAKARTA KOTA ←→ KAMPUNG BANDAN ←→ Ancol ←→ TANJUNG PRIOK Saat ini Jalur Pink hanya melayani rute Jakarta Kota hingga Kampung Bandan.
PUTIH Feeder Jakarta Kota ke Manggarai 7 2014 PP JAKARTA KOTA ←→ KAMPUNG BANDAN ←→ Angke ←→ DURI ←→ TANAH ABANG ←→ KaretSudirman ←→ Mampang ←→ MANGGARAI Feeder.Tidak berhenti di Stasiun Angke.

Stasiun

Stasiun utama

Berikut ini adalah daftar stasiun terminus (staiun awal/akhir) utama maupun stasiun besar yang juga berfungsi sebagai stasiun transit dan stasiun kereta jarak jauh.
Stasiun Jalur Diresmikan pada Stasiun KA Jarak Jauh Tipe Keterangan
Stasiun Jakarta Kota 1926 Ya Terminus KA Commuter
Terminus KA Jarak Jauh
Stasiun Gambir 1884 Ya Terminus KA Jarak Jauh Saat ini, Stasiun Gambir tidak melayani KA Commuter dikarenakan jadwal KA Jarak Jauh yang padat. Penumpang KA Commuter yang akan menuju pusat kota turun melalui stasiun terdekat dengan Gambir (Gondangdia atau Juanda).
Stasiun Manggarai 1918 Tidak Transit KA Commuter
Transit KA Jarak Jauh
Stasiun Jatinegara 1910 Ya Transit KA Commuter
Transit KA Jarak Jauh.
Stasiun Tanah Abang 1910 Ya Transit KA Commuter
Terminus KA Lintas Barat
KA Lintas Barat dioperasikan oleh PTKA, terdiri dari KA Rangkas Jaya, KA Banten Ekspress dan KA Kalimaya yang beroperasi sepanjang jalur kereta api Tanah Abang hingga Merak. Juga melayani KA Krakatau tujuan Kediri & Merak.
Stasiun Duri Tidak Transit KA Commuter Stasiun Duri akan dioperasikan sebagai Transit KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang pembangunannya dimulai pada akhir 2013.
Stasiun Kampung Bandan Tidak Transit KA Commuter
Stasiun Pasar Senen 1925 Ya Terminus KA Jarak Jauh Saat ini, Stasiun Pasar Senen hanya melayani KA Commuter dari arah Jatinegara. Penumpang KA Commuter yang akan menuju Pasar Senen selain dari arah Jatinegara dapat turun melalui stasiun terdekat dengan Pasar Senen yaitu Kemayoran.
Stasiun Bogor 1881 Ya Terminus KA Commuter
Terminus KA Pangrango
Merupakan terminus dari KA Pangrango yang dioperasikan oleh PT. KAI, melayani rute Bogor-Sukabumi-Cianjur.
Stasiun Bekasi 1887 Tidak Terminus KA Commuter
Transit KA Jarak Jauh
Stasiun Tangerang 1899 Tidak Terminus KA Commuter Stasiun ini merupakan stasiun paling ujung di Jalur kereta api Tangerang-Duri
Stasiun Tanjung Priok 1885 Tidak Terminus KA Commuter Terminus
KA Barang
Belum melayani KRL karena sebagian prasarana masih rusak. Hanya melayani KA barang.
Stasiun Citayam Tidak Transit KA Commuter
Stasiun Nambo 2015 Tidak Terminus KA Commuter

Peta Rute Loopline


Peta Rute KRL Jabodetabek

Senin, 11 Mei 2015

MRT Jakarta

Pengerjaan Konstruksi

Pembangunan MRT
Membangun sistem jaringan MRT bukanlah semata-mata urusan kelayakan ekonomi dan finansial saja, tetapi lebih dari itu membangun MRT mencerminkan visi sebuah kota. Kehidupan dan aktivitas ekonomi sebuah kota, antara lain tergantung dari seberapa mudah warga kota melakukan perjalanan/ mobilitas dan seberapa sering mereka dapat melakukannya ke berbagai tujuan dalam kota. Tujuan Utama dibangunnya sistem MRT adalah memberikan kesempatan kepada warga kota untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas perjalanan/ mobilitasnya menjadi lebih andal, terpercaya, aman, nyaman, terjangkau dan lebih ekonomis.
 

 

MRT Jakarta - Pertanyaan Umum

MRT adalah singkatan dari Mass Rapid Transit yang secara harafiah berarti angkutan yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar secara cepat. Beberapa bentuk dari MRT antara lain:
  • Berdasarkan jenis fisik : BRT (Bus Rapid Transit), Light Rail Transit (LRT) yaitu kereta api rel listrik, yang dioperasikan menggunakan kereta (gerbong) pendek seperti monorel dan Heavy Rail Transit yang memiliki kapasitas besar seperti kereta Jabodetabek yang ada saat ini
  • Berdasarkan Area Pelayanan : Metro yaitu heavy rail transit dalam kota dan Commuter Rail yang merupakan jenis MRT untuk mengangkut penumpang dari daerah pinggir kota ke dalam kota dan mengantarkannya kembali ke daerah penyangga (sub-urban). 
Jenis yang akan dibangun oleh PT. MRT Jakarta adalah MRT berbasis rel jenis Heavy Rail Transit.
Manfaat langsung dioperasikannya sistem MRT ini adalah mampu mengurangi kepadatan kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal.
Selain itu, MRT juga memberikan kontribusi dalam meningkatan kapasitas transportasi publik. Kapasitas angkut MRT (Lebak Bulus ke Bundaran HI) diharapkan mencapai sekitar 412 ribu penumpang per hari (tahun ketiga operasi dengan TOD dan TDM).

Pembangunan MRT Jakarta juga diharapkan mampu memberi dampak positif lainnya bagi Jakarta dan warganya antara lain:
  • Penciptaan lapangan kerja: selama periode konstruksi, proyek MRT Jakarta diharapkan dapat menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru
  • Penurunan waktu tempuh & meningkatkan mobilitas: Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit, sedangkan dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52.5 menit. Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas warga Jakarta. Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup warga kota
  • Dampak lingkungan : 0.7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan dikurangi oleh MRT (Data Revised Implementation Program for Jakarta MRT System 2005)
  • Transit - Urban Integration yang menjadikan sistem MRT sebagai pendorong untuk merestorasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung kepada peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta
Apa perbedaan proyek MRT Jakarta dengan proyek Monorel?
 
Berbeda dengan proyek monorel yang dikerjakan oleh pihak swasta (business to business), MRT Jakarta adalah proyek yang dibiayai oleh pemerintah melalui pinjaman pinjaman luar negeri Jepang/Japan International Cooperation Agency/JICA (Government to Government). Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjamin ketersediaan dana dan kesinambungan operasional sistem MRT ini. Selain itu MRT Jakarta juga memiliki jalur dan kualifikasi yang berbeda dibanding monorel.
Diproyeksikan jadwal operasi MRT Jakarta dari jam 05.00 pagi sampai jam 24.00 malam.  Waktu tunggu atau headway MRT Jakarta nantinya adalah setiap 5 menit (pada tahun pertama operasi). Diharapkan tahun-tahun berikutnya headway ini dapat dipersingkat menjadi setiap 4 atau  3 menit.

Untuk penjadwalan operasi ini akan ditulis dalam grafik perjalanan MRT Jakarta yang harus dipatuhi dan MRT Jakarta akan menggunakan sistem kontrol terpadu yang mengatur ketepatan jadwal operasi MRT Jakarta.


Infrastruktur apa saja yang harus dipersiapkan untuk mendukung MRT ?
 
MRT bukanlah solusi yang berdiri sendiri untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Sejumlah instrumen diperlukan untuk mengurai kepadatan lalu lintas
  • Integrasi produk hukum dan kebijakan seperti: peningkatan disiplin lalu lintas, pembatasan volume kendaraan melalui kebijakan pembatasan intensitas penggunaan kendaraan pribadi seperti ERP (electronic road pricing) serta upaya-upaya teknik lalu lintas seperti implementasi intelligent traffic system, perbaikan manajemen lalu lintas, pembangunan fly over, under pass, dan lain-lain. Cara lainnya yakni dengan memberlakukan harga tiket MRT Jakarta yang terjangkau, atau penerapan berbagai kebijakan baik yang menggunakan instrument financial seperti peningkatan pajak kendaraan pribadi, dan bentuk-bentuk pricing (road pricingfuel pricing,parking pricing), maupun yang tidak menggunakan instrument financial seperti kebijakan ganjil genap, “3 in 1”, dan sebagainya. 
  • Integrasi dengan moda transport lain : Untuk memudahkan calon penumpang MRT Jakarta sampai ke stasiun MRT Jakarta sekaligus menambah jumlah penumpang maka integrasi sistem MRT dengan sistem angkutan massal lainnya ataupun feederseperti bus umum, TransJakarta, kereta Jabodetabek menjadi hal yang penting. Selain membangun jaringan baru untuk sistem MRT ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Pemerintah Pusat juga sedang mengembangkan konsep optimasi jalur kereta api lingkar (loopline) yang saat ini telah beroperasi sebagai bagian sistem kereta urban Jabodetabek. Dalam rencana tata ruang dan wilayah Pemprov DKI Jakarta, jalur loopline akan diintegrasikan dengan jaringan MRT. Optimasi loopline ini ditargetkan Pemprov DKI Jakarta dapat dituntaskan sebelum sistem MRT Jakarta tahap I dioperasikan.
  • Penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat parkir (park and ride), jalur pejalan kaki, trotoar, dan taman yang memadai. Warga yang tinggal atau beraktivitas di sekitar jalur MRT dapat merasakan manfaat langsungnya. Warga yang tinggal agak jauh juga dapat meninggalkan kendaraan pribadi dan mengakses MRT dengan angkutan umum pendukung (feeder). Dengan demikian warga terutama pengguna kendaran pribadi bisa didorong beralih ke MRT dengan memudahkan akses untuk menuju dan meninggalkan stasiun.Selain itu stasiun MRT Jakarta akan dihubungkan dengan pusat-pusat aktivitas publik, baik perkantoran, komersial dan non-komersial. Koneksi yang nyaman antara stasiun MRT dengan pusat perbelanjaan atau perkantoran akan menjadi unsur kompetitif pembeda dengan usaha sejenis lainnya. Dengan laju manusia yang lebih baik, pusat perbelanjaan menjadi ramai dan perkantoran terjamin tingkat huniannya.
  • Perkiraan Jakarta macet total : Saat ini pertumbuhan jalan di Jakarta kurang dari 1 persen per tahun dan setiap hari setidaknya ada 1000 lebih kendaraan bermotor baru turun ke jalan di Jakarta (Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta). Studi Japan International Corporation Agency (JICA) 2004 menyatakan bahwa bila tidak dilakukan perbaikan pada sistem transportasi, diperkirakan lalu lintas Jakarta akan macet total pada 2020 (Study on Integrated Transportation Master Plan (SITRAMP II)
     
  • Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta berdasarkan hasil penelitian Yayasan Pelangi pada 2005 ditaksir Rp 12,8 triliun/tahun yang meliputi nilai waktu, biaya bahan bakar dan biaya kesehatan. Sementara berdasarkan SITRAMP II tahun 2004 menunjukan bahwa bila sampai 2020 tidak ada perbaikan yang dilakukan pada sistem transportasi maka perkiraan kerugian ekonomi mencapai Rp 65 triliun/tahun.
     
  • Polusi udara akibat kendaraan bermotor memberi kontribusi 80 persen dari polusi di Jakarta. MRT Jakarta digerakan oleh tenaga listrik sehingga tidak menimbulkan emisi CO2 diperkotaan.
Berdasarkan studi tersebut, maka jelas DKI Jakarta sangat membutuhkan angkutan massal yang lebih andal seperti MRT yang dapat menjadi alternatif solusi transportasi bagi masyarakat yang juga ramah lingkungan.
Membangun sistem jaringan MRT bukanlah semata-mata urusan kelayakan ekonomi dan finansial saja, tetapi lebih dari itu membangun MRT mencerminkan visi sebuah kota. Kehidupan dan aktivitas ekonomi sebuah kota, antara lain tergantung dari seberapa mudah warga kota melakukan perjalanan/mobilitas dan seberapa sering mereka dapat melakukannya ke berbagai tujuan dalam kota. Tujuan Utama dibangunnya sistem MRT adalah memberikan kesempatan kepada warga kota untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas perjalanan/mobilitasnya dengan lebih andal, terpercaya, aman, nyaman, terjangkau dan lebih ekonomis.

Untuk Koridor Selatan Utara Tahap I yaitu dari Lebak Bulus – Bundaran HI, sebagian besar pendanaan proyek MRT ini berasal dari pinjaman JICA sisanya dari APBN dan APBD. JICA telah memberikan komitmen untuk membiayai proyek ini sampai seluruh pekerjaan konstruksi Tahap I ini selesai.

Bagaimana menanggulangi kemacetan yang mungkin terjadi pada saat proses konstruksi fisik/pembangunan?

Dengan didampingi kontraktor, konsultan, expert specialist, perencana kota, ekonomis , traffic planner, traffic engineer, dll yang memiliki pengalaman membangun sistem MRT di berbagai kota besar dunia lainnya, PT. MRT Jakarta bersama Dinas Perhubungan Pemprov DKI Jakarta bertanggungjawab untuk mengendalikan dampak kemacetan yang mungkin timbul akibat adanya pembangunan MRT di sejumlah ruas jalan.  Beberapa upaya yang rencananya akan dilakukan antara lain adalah : pelebaran ruas jalan sepanjang rute MRT Jakarta, pelebaran ruas jalan alternatif, mengurangi konflik lalu –lintas pada simpang, penertiban hambatan samping, pengalihan arus melalui penutupan jalan dan penempatan petugas.

Untuk besaran tarif, kira-kira berapa yang ideal untuk diterapkan kepada konsumen?

Saat ini, tarif masih dalam kajian. Tarif ini akan mempertimbangkan dengan daya beli masyarakat (ability to pay) dan kemauan membayar masyarakat (willingness to pay).  Kajian-kajian awal yang dilakukan sempat ada perhitungan antara Rp 8 ribu hingga Rp 12 ribu. Namun, penetapan tarif sebesar itu belum final. akan ada pembahasan lebih lanjut dan  ditentukan dalam sebuah peraturan.

Berapa kilometer rencana pembangunan jalur MRT?

Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) yang berbasis rel  rencananya akan membentang kurang lebih ±110.8 km , yang terdiri dari Koridor Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus - Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih ±23.8 km dan Koridor Timur – Barat  sepanjang kurang lebih ±87 km. Penetapan jalur ini sebagai prioritas didasarkan pada pertimbangan, jalur Selatan- Utara Jakarta bersama dengan jalur Timur-Barat adalah jalur perekonomian yang cukup pesat untuk masa kini dan masa depan. 
Pembangunan Koridor Selatan-Utara dari Lebak Bulus – Kampung Bandan dilakukan dalam 2 tahap: 
  1. Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15.7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016. Saat ini sedang dalam pembuatan basic design (sejak November 2009) dan ditargetkan selesai akhir tahun ini dan pembangunan fisik dimulai 2012
  2. Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan-Utara dari Bundaran HI ke Kampung Bandan (8.1 Km) yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi paling lambat 2018 (dipercepat dari target awal 2020). Studi kelayakan untuk fase ini sudah selesai dilaksanakan
Koridor Barat-Timur saat ini sedang dalam tahap pre-feasibility study. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024-2027.

Andaikata MRT jadi terwujud, apakah bisa mengatasi masalah transportasi di Ibukota ?

MRT Jakarta adalah salah satu program Pemprov DKI dalam mengatasi kemacetan yang tertuang dalam Pola Transportasi Makro (PTM). Beberapa strategi untuk menanggulangi kemacetan yait yang tertuang dalam PTM ini adalah : (1) Pembangunan angkutan umum massal, (2) Peningkatan jaringan jalan dan (3) 
Pembatasan lalu lintas dan penggunaan kendaraan pribadi.
MRT Jakarta sendiri merupakan salah satu solusi bagi persoalan transportasi yang terkait dengan bagaimana mengangkut penumpang dari satu titik asal ke titik tujuan secara cepat, efektif dan efisien. Untuk mengatasi kemacetan diperlukan langkah-langkah lain seperti peningkatan disiplin lalu lintas, pembatasan volume lalu lintas (kebijakan pembatasan intensitas penggunaan kendaraan pribadi melalui kebijakan seperti Electronic Road Pricing), mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih ke MRT seperti dengan menyediakan fasilitas park & ride, mengintegrasikan sistem MRT dengan sistem angkutan massal lainnya seperti bus umum,  transjakarta, kereta Jabodetabek.

Apakah MRT Jakarta akan terintegrasi dengan jaringan kereta api yang sudah ada saat ini?

Selain membangun jaringan baru untuk sistem MRT ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Pemerintah Pusat juga sedang mengembangkan konsep optimasi jalur lingkar (loopline) yang saat ini telah beroperasi sebagai bagian sistem kereta urban Jabodetabek. Dalam rencana tata ruang dan wilayah Pemprov DKI Jakarta, jalur loopline akan diintegrasikan dengan jaringan MRT. Optimasi loopline ini ditargetkan Pemprov DKI Jakarta dapat dituntaskan sebelum sistem MRT Jakarta tahap I dioperasikan.

Apakah pada saat operasi nanti, sistem MRT akan disubsidi oleh pemerintah?

PT MRT Jakarta diarahkan untuk dapat mandiri dengan melakukan usaha dalam penyelenggaraan prasarana dan sarana perkeretaapian umum perkotaan yang meliputi pembangunan, pengoperasian, perawatan dan pengusahaan prasarana dan sarana MRT dan termasuk juga pengembangan dan pengelolaan properti dan bisnis di stasiun dan kawasan sekitar depo dan kawasan sekitar sepanjang jalur MRT Jakarta.
Ada beberapa model yang dapat dijadikan sebagai contoh seperti pengoperasian MRT di HongKong dan Singapura. Saat ini pembahasan sedang  dilakukan di Pemprov DKI tentang fasilitas yang akan diberikan kepada PT MRT Jakarta.  Namun pada prinsipnya, PT MRT Jakarta diarahkan untuk dapat mandiri dengan melakukan usaha dalam penyelenggaraan prasarana dan sarana perekeretaapian umum perkotaan yang meliputi pembangunan, pengoperasian, perawatan dan pengusahaan prasarana dan sarana MRT, dan termasuk juga pengembangan dan pengelolaan properti dan bisnis di stasiun dan kawasan sekitar serta depo dan kawasan sekitar sepanjang jalur MRT Jakarta.  Hal ini tertuang dalam Peraturan Daerah No 3 Tahun 2008 mengenai Pembentukan BUMD PT MRT Jakarta dan Peraturan Daerah No 4 Tahun 2008 mengenai Penyertaan Modal Daerah di PT MRT Jakarta yang juga telah disetujui oleh DPRD Provinsi DKI Jakarta. Dengan demikian, pengelolaan serta pengembangan properti di stasiun dan sekitarnya dapat saja diberikan kepada PT MRT Jakarta dengan hak khusus.

Apakah MRT Jakarta mampu menyelesaikan kemacetan Jakarta ?

MRT Jakarta adalah salah satu bagian dari solusi transportasi yang terkait dengan bagaimana mengangkut penumpang dari satu titik asal ke titik tujuan secara cepat, efektif dan efisien. Untuk mengatasi kemacetan diperlukan langkah-langkah lain seperti peningkatan disiplin lalu lintas, pembatasan volume lalu lintas (kebijakan pembatasan intensitas penggunaan kendaraan pribadi melalui kebijakan seperti Electronic Road Pricing), mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih ke MRT seperti dengan menyediakan fasilitas park & ride, mengintegrasikan sistem MRT dengan sistem angkutan massal lainnya seperti bus umum,  busway, kereta Jabodetabek. 
Terkait dengan pembatasan jumlah kendaraan, Pemerintah akan berupaya untuk menyediakan moda transportasi massal yang andal, layak dan memadai seingga masyarakatdengan sendirinya akan lebih tertarik naik angkutan umum ketimbang bawa kendaraan sendiri.  Dengan begitu, penggunaan kendaraan umum dapat menjadi pilihan yang setara dengan penggunaan kendaraan pribadi. Sistem transportasi publik yang berjalan mantap akan mendukung pemberlakuan sistem pembatasan kendaraan, sehingga pengguna kendaraan pribadi bisa beralih menggunakan transportasi publik.
Sistem MRT Jakarta sendiri dibangun untuk menjawab tantangan mobilitas yang rendah karena terbatasnya ruang untuk bermobilitas. Kemacetan di jalan raya disebabkan oleh ketidakseimbangan kapasitas jalan dengan volume kendaraan yang melaluinya. Keunggulan sistem MRT Jakarta yang andal, tepat waktu, dan harga tiketnya terjangkau memberikan pilihan bagi pengguna kendaraan pribadi khususnya untuk beralih ke MRT. Berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi ini akan meningkatkan ruang gerak di jalan raya yang berdampak pada berkurangnya tingkat kemacetan serta tingkat polusi.

Galery foto:











 
source:
MRT Jakarta