Selasa, 12 Mei 2015

KRL non-AC

3 generasi armada KRL yang masih beroperasi
KRL Ekonomi adalah unit armada KRL yang ditujukan untuk masyarakat kelas ekonomi menengah dan bawah. Kelas ini menggunakan armada KRL lama yang tidak menggunakan fasilitas pendingin udara (AC). Sejumlah rangkaian dibuat oleh Nippon Sharyo dan Kawasaki, juga Hitachi, Ltd., BN-Holec, ABB-Hyundai yang bekerjasama dengan PT Inka. KRL jenis ini sudah tidak dioperasikan lagi di semua jalur, dan seluruhnya disimpan di Dipo Depok atau Balai Yasa Manggarai. KRL non-AC tipe Rheostatik beberapa rangkaiannya dikirim ke Stasiun Purwakarta untuk dibesituakan (afkir). Untuk KRL Rheostatik Stainless, Holec, dan Hitachi, tidak menutup kemungkinan bahwa KRL tersebut dapat direkondisi menjadi KRL AC, mengingat usia mereka lebih muda dari KRL eks Jepang, yaitu KRL Holec yang dibuat pada tahun 1994-2000 dan KRL Hitachi yang dibuat pada tahun 1997. Kini, seluruh KRL ekonomi dikirim ke Purwakarta, kecuali beberapa KRL yang beruntung dan masih digunakan untuk keperluan antar dipo.

 

KRL BN-Holec (1994-2001)

KRL BN-Holec
KRL BN-Holec adalah unit KRL ekonomi termuda. KRL ini dibuat oleh Belgien Nederlandsch-Bombardier dan Holland Electric, bekerjasama dengan pabrik PT Inka Madiun; dan dulunya sempat melayani KRL Ekspres dan Ekonomi. Dari seluruh rangkaian ekonomi yang ada, KRL Holec tergolong paling sulit dirawat. Selain karena masalah suku cadang yang susah dicari (pabriknya sudah lama tutup), KRL ini pun juga sering mengalami mogok karena kelebihan beban. Sehingga banyak KRL eks-Holec yang rusak, mangkrak di Balai Yasa Manggarai, dan dijadikan KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) yang dioperasikan di beberapa kota di luar Jakarta. "Rekondisi" KRL Holec adalah KRDE yang dioperasikan di rute Kutoarjo-Yogyakarta-Solo (Prameks dan Sriwedari), dan Padalarang-Cicalengka (Baraya Geulis). Selain itu KRL Holec juga direkondisi menjadi KRL Holec AC yang sudah beroperasi di jalur Tangerang. Beberapa KRL Holec juga dikirim ke Purwakarta untuk dirucat.

KRL Ekonomi Rheostatik (1976, 1978 dan 1983-1987)

KRL Rheostatik
KRL Rheostatik adalah KRL buatan Jepang dari tahun 1976 sampai tahun 1987 dengan teknologi rheostat. Umumnya, KRL ini dibuat oleh perusahaan Nippon Sharyo, Hitachi, dan Kawasaki dari Jepang, untuk melayani kelas KRL Ekonomi. Untuk KRL Rheostatik buatan pabrik Kawasaki dan Hitachi tahun 1986-1987, rangkaian ini dulunya melayani rangkaian Pakuan Ekspres dan Pakuan Bisnis tahun '90-an. Setelah KRL Hibah (Tōei seri 6000) datang, KRL ini mulai terlupakan dan dijadikan rangkaian KRL Ekonomi. Khusus untuk KRL Rheostatik yang datang pada tahun 1986-1987, bodinya sudah stainless steel dan 1 set KRL Rheostatik Stainless merupakan KRL AC pertama di Indonesia.
Untuk KRL buatan Nippon Sharyo tahun 1976, 1978, 1983, dan 1984, kereta ini sudah mengalami banyak perubahan, baik kaca depan maupun skema warna/striping/livery. Semula menggunakan skema PJKA yaitu berwarna merah polos dengan "wajah" kuning terang dari tahun 1976-1990-an, kemudian pada era Perumka diubah menjadi merah dan biru dengan garis putih seperti KA Ekonomi di era 90-an awal, di mana saat itu, pintu KRL mulai mengalami kerusakan dan pada tahun 1993 yaitu: satu set KRL Rheostatik mild dan stainless mengalami kecelakaan di antara Stasiun Depok dan Citayam.[7] Di era 90-an akhir, tepatnya tahun 1995-2000, KRL ini dicat putih-hijau dengan garis biru tua dan biru muda Pada era PT KAI kemudian diubah menjadi orange dengan garis kuning, dan terakhir putih dengan garis merah. Kedua KRL ini mulanya seperti KRL Ekonomi AC atau Ekspres, yakni pintunya dapat tertutup secara otomatis, dan cukup nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu kedua KRL ini menurun kondisinya menjadi seperti sekarang ini, meskipun kerusakan pada pintu KRL mulai terjadi pada tahun 90-an, di mana kerusakan terjadi karena pengganjalan pintu oleh penumpang.
Pada 2009, telah dioperasikan KRL Rheostatik dengan modifikasi kabin masinis, yang diberi nama "Djoko Lelono". KRL ini adalah modifikasi sejumlah gerbong KRL Rheostatik dengan kabin masinis menjadi aerodinamis yang konon terinspirasi dari KA Intercity-Express (ICE). Pintu penumpang juga sudah diaktifkan kembali sehingga dapat membuka dan menutup seperti sediakala.
Sejak tak lagi dioperasikannya KRL ekonomi non-AC, KRL Rheostatik disimpan di Dipo Depok dan Balai Yasa Manggarai. KRL Rheostatik dengan bodi mild steel sebagian dikirim ke Stasiun Purwakarta untuk dibesituakan (afkir). Sementara KRL Rheostatik Stainless masih disimpan di Dipo Depok/Balai Yasa Manggarai, mengingat tidak menutup kemungkinan untuk direkondisi menjadi KRL AC atau ikut dirucat ke Purwakarta. Kini, masih ada beberapa rangkaian KRL Rheostatik yang bernasib mujur dibandingkan KRL lainnya. Namun, KRL yang masih aktif ini dioperasikan untuk logistik antar dipo atau KRL penolong jika sedang diperlukan.

KRL Hitachi di dekat Stasiun Gondangdia

KRL Inka-Hitachi [Jepang-Indonesia] (1997)

KRL ini dibuat pada tahun 1997 di PT Inka bekerjasama dengan Hitachi, dibuat sebanyak 64 unit (8 set) berteknologi Variable Voltage Variable Frequency (VVVF)-IGBT. Kereta ini memiliki ciri yang khas yaitu ketika mulai bergerak sangat halus dan tidak menyentak. Jenis KRL ini adalah yang digunakan untuk Pakuan Ekspres kelas bisnis sampai akhirnya turun tingkat ketika era KRL Tōei seri 6000 datang dari Jepang. Saat ini sudah ada KRL tipe ini yang dikirim ke Purwakarta.

KRL ABB-Hyundai [Korea Selatan-Indonesia] (1985-1992)

KRL ini dibuat atas kerjasama antara PT Inka, ABB, dan Hyundai, dirakit di PT Inka pada tahun 1985-1992 dibuat sebanyak 8 gerbong (2 set) berteknologi VVVF-GTO (Gate Turn-Off) dan disebut-sebut merupakan prototype kereta MagLev yang dikembangkan Hyundai untuk jalur Seoul-Pusan. KRL Hyundai sempat mangkrak dalam waktu yang lama, lalu beroperasi kembali dan kemudian pensiun. Saat ini KRL ABB Hyundai telah dikonversi menjadi KRDE dan beroperasi di jalur Surabaya-Mojokerto sebagai Arek Surokerto.

sumber: Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar